Makalah Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan
SISTEM EKSKRESI MANUSIA DAN HEWAN
1. Pengertian
Sistem Ekskresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa
hasil metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Zat sisa metabolisme ini berupa senyawa-senyawa yang bersifat toksin atau racun
sehingga jika tidak dikeluarkan dapat menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi
organ di dalam tubuh dan jika terjadi kerusakan pada alat ekskresi dapat
menyebabkan berbagai penyakit di dalam tubuh, bahkan juga dapat menimbulkan
kematian.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran
zat sisa metabolisme yang sudah terakumulasi dalam tubuh agar keseimbangan
tetap terjaga.
Sistem ekskresi merupakan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan
cara membuang bahan-bahan sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh sel.
Beberapa istilah yang erat kaitannya
dengan ekskresi:
1) Defekasi,
yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang
dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.
2) Ekskresi,
yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
3) Sekkresi,
yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah
yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandung enzim.
4) Eliminasi,
yaitu proses pengeluaran zat sisa dari rongga tubuh, baik dari rongga yang
kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
2. Sistem
Ekskresi Manusia
Tubuh manusia mempunyai beberapa sistem ekskresi,
yaitu ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.
a. Ginjal
(ren)
Ginjal merupakan alat ekskresi utama pada
manusia.
Ginjal berbentuk seperti kacang yang terletak dikedua sisi kolumna vertebralis.
Dari setiap ginjal keluar saluran urine (vesika urinaria). Dari vesika urinaria
ini urine dikeluarkan melalui uretra. Ginjal disebut organ ekskresi karena
mengeluarkan zat sisa berupa urine, urine terdiri dari sebagian besar air (80%
-90%), urea, garam-garam, mineral dan zat-zat sisa lain yang berupa racun.
1.
Struktur ginjal
Ginjal berjumlah sepasang, terletak di dekat ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang, yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang atau dorsal. Ginjal sebelah kiri letaknya lebih tinggi dari pada ginjal sebelah kanan. Ginjal manusia memiliki panjang sekitar 10 cm. Ginjal berwarna merah karena banyak darah yang masuk ke dalam ginjal. Ginjal tersusun atas kurang lebih 1 juta alat penyaring yang disebut nefron. Nefron adalah unit struktrural dan fungsional terkecil dari ginjal. Ginjal terdiri dari tiga bagian utama dari luar ke dalam yaitu korteks, medula, dan pelvis renalis.
a. Kulit
ginjal (korteks)
Kulit ginjal
memiliki berjuta-juta nefron yang memiliki fungsi untuk menyaring darah.
b. Sumsum
ginjal (medula)
Sumsum ginjal merupakan bagian ginjal yang berada di bagian tengah. Medula berbentuk kerucut dan banyak mengandung saluran yang mengumpulkan urine.
c. Rongga
ginjal (pelvis renalis)
Rongga ginjal merupakan tempat bermuaranya tubulus kolektivus yang dihubungkan oleh saluran ureter ke kandung kemih. Pelvis adalah tempat penampungan urine yang kemudian mengalirkannya ke ureter. Jadi, rongga ginjal menjadi tempat bermuaranya tubulus. Urine dari rongga ginjal kemudian menuju kandung kemih (vesika urinaria) melalui ureter. Urine disimpan untuk sementara waktu dalam kandung kemih. Selanjutnya, urine dikeluarkan dalam tubuh melalui saluran uretra.
Proses pembentukan urine
Ginjal
memiliki peran dalam pembentukan urine yang melalui tiga tahapan sebagai
berikut:
1.
Filtrasi (penyaringan)
Pembentukan urine diawali dengan penyaringan darah yang terjadi dikapiler glomerulus. Kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Hasil penyaringan diglomerulus disebut urine primer.
2.
Reabsorpsi (penyerapan
kembali)
Proses ini terjadi ditubulus kontortus proksimal sampai lengkung henle. Hasil reabsorpsi berupa urine sekunder yang komposisinya terdiri dari air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine.
3.
Augmentasi (penambahan
zat sisa)
Pembuluh darah pada tubulus kontortus distal melepaskan zat sisa yang tidak berguna, serta menyerap kelebihan air sehinga terbentuk urine sesungguhnya. Urine normal mengandung zat-zat seperti air sebanyak 95%; urea, asam urat, amonia; zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin); zat-zat yang bersifat racun, seperti sisa obat dan hormon. Urine tersebut akan keluar melalui uretra.
Jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari-hari rata-rata 1-2 liter, tetapi dapat berubah tergantung dari jumlah cairan yang masuk. Urine normal berwarna bening pucat tanpa endapan, baunya tajam (pesing), sedikit asam terhadap lakmus (pH 6)[.
b. Hati
Hati (hepar) merupakan kelenjar di dalam
tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Hati berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kg pada orang dewasa. Hati memiliki kemampuan menetralisir racun dan menghasilkan getah empedu.
Hati memiliki peran dalam mengubah NH3 (amonia) menjadi urea yang
nantinya akan dibuang melalui kulit dan ginjal.
c. Paru-paru (pulmo)
Manusia memiliki sepasang paru-paru, yaitu
paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru kanan terdiri dari tiga gelambir dan
paru-paru kiri terdiri dari dua gelambir. Paru-paru tersebut memiliki fungsi mengeluarkan zat sisa dari proses pernapasan,
yaitu CO2 dan H2O. Hasil proses metabolisme diangkut
darah dari jaringan tubuh menuju paru-paru dan selanjutnya dikeluarkan dari
tubuh pada waktu ekskresi.
d. Kulit
(integumen)
Zat yang diekskresikan oleh kulit adalah
keringat. Banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang
dipengaruhi antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu, lingkungan, makanan,
kondisi kesehatan, dan kondisi emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam, terutama garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam.
Kulit terdiri dari dua lapisan
sebagai berikut:
1. Epidermis
(kulit ari)
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal misalnya pada telapak tangan, ujung jari dan telapak kaki. Kulit yang tipis seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum losidum.
Epidermis terdiri dari beberapa lapisan (stratum), yaitu sebagai berikut.
a) Stratum korneum (lapisan tanduk), yaitu lapisan yang tersusun dari sel-sel mati yang selalu mengupas.
b) Stratum lusidum, yaitu lapisan yang berwarna bening.
c) Stratum granulosum, yaitu lapisan kulit yang mengandung pigmen melanin.
d) Stratum spinosum, yaitu lapisan sel berduri yang sel-selnya masih mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri.
e) Stratum germinativum, yaitu lapisan kulit yang selalu tumbuh membentuk sel-sel baru kearah luar.
2. Dermis
(kulit jangat atau korium)
Dermis atau kulit jangat terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini terdapat sebagai berikut:
a. Pembuluh darah
b. Akar rambut
c. Ujung-ujung saraf
d. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
e. Kelenjar minyak (glandula sebacea)
f. Lapisan lemak subkutans
Selain
sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung untuk
mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan,
penyinaran, panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman.
Kulit juga berfungsi sebagai alat indra.
Mekanisme pengeluaran keringat
Proses
pengeluaran keringat dipengaruhi oleh hipotalamus yang menghasilkan enzim
brandikinin. Enzim tersebut memengaruhi kelenjar-kelenjar keringat untuk
mengeluarkan keringat. Selain itu, juga dipengaruhi oleh perubahan suhu
lingkungan dan pembuluh darah. Ketika suhu tubuh naik, suhu darah akan
meningkat dan merangsang kelenjar hipotalamus menyekresikan hormon.
3. Sistem
Ekskresi Pada Hewan
Sistem
ekskresi adalah suatu sistem yang menyelenggarakan proses zat sisa. Zat-zat
sisa ini merupakan hasil proses metabolisme dalam tubuh yang tidak berguna
lagi. Seperti pada manusia, hewan juga memiliki alat-alat pengeluaran. Alat
pengeluaran pada setiap jenis hewan berbeda.
A. Sistem
ekskresi pada vertebrata
1. Pisces
Ikan memiliki tiga buah organ yang turut berperan dalam sistem ekskresi, yaitu insang, ginjal, dan kulit. Insang tersebut digunakan untuk mengeluarkan CO2 dan H2O. Kulit digunakan untuk mengeluarkan, dan ginjal untuk mengeluarkan urine.
2. Amfibi
Organ
ekskresi dari amfibi adalah ginjal, paru-paru, dan kulit. Ginjal pada amfibi
digunakan untuk menyaring dan membuang zat metabolisme yang berupa urine.
Paru–paru mengeluarkan sisa pernapasan berupa karbon dioksida. Selama berada di
air pernapasan amfibi dilakukan oleh kulit.
3. Reptil
Alat ekskresi pada hewan reptil berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat metabolisme. Ginjal berfungsi mengeluarkan urine. Sedangkan paru-paru mengeluarkan CO2. Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan padat berwarna putih. Pada reptil memiliki kelenjar kulit yang berguna untuk mengusir musuh.
4. Aves
Alat ekskresi aves yaitu ginjal, kulit, dan paru-paru. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. Ginjal mengeluarkan nitrogen dalam bentuk asam urat. Sedangkan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida sisa pernapasan.
5. Mamalia
Sistem ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia[24]. Alat ekskresinya yaitu kulit, paru-paru, ginjal, dan hati. Kulit mengeluarkan keringat, ginjal mengeluarkan urine, hati mengeluarkan urea, dan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.
B. Sistem
ekskresi pada invertebrata
1. Protozoa
Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa metabolismenya dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi dan osmosis. Vakuola kontraktil berfungsi untuk mengatur kadar air dalam sel sehingga nilai osmosis isi sel tetap terpelihara.
2. Cacing pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silin. Cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridior.
3. Cacing tanah
Setiap segmen cacing tanah terdapat sepasang ginjal atau nefridium, kecuali ada tiga segmen pertama dan terakhir. Nefridia yang berpasangan disebut metanefridia. Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan tubuh dari segmen sebelahnya akan mengalir ke dalam nefridium. Pada nefridium ini, zat berguna seperti glukosa dan ion-ion diserap oleh darah untuk dialirkan melalui pembuluh kapiler. Sisa cairan tubuh yang tidak diperlukan lagi seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang berupa lubang atau nefridiofor.
4. Serangga
Alat ekskresi pada serangga adalah Malpighi (buluh Malpighi) yang terikat pada ujung anterior usus belakang. Pembuluh Malpighi adalah alat yang berfungsi seperti ginjal. Pembuluh Malpighi terdiri dari benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding usus. Zat-zat metabolisme diserap oleh pembuluh malpighi dan membentuk kristal asam urat yang dikeluarkan bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat juga diekskresikan sewaktu pengelupasan kulit (molting). Selain itu, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang mengandung CO2.
4.Kelainan dan penyakit
pada sistem ekskresi pada manusia
Jika kita tidak menjaga alat atau organ
ekskresi kita tentunya akan mengalami kelainan dan penyakit. Berikut beberapa
kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi.
A. Kelainan
dan penyakit pada ginjal
a) Batu
ginjal
Batu ginjal adalah terbentuknya kristal
pada urine karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau kandung kemih. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam
urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan ini terbentuk jika seseorang terlalu
banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
b) Albuminuria
Albuminuria adalah adanya albumin dan
protein lain dalam urine. Albuminuria ini merupakan tanda terjadinya kerusakan
pada glomerulus yang berperan dalam proses filtrasi. Hal ini terjadi karena
kurangnya asupan air dan kelebihan asupan protein.
c) Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada glomerulus
akibat infeksi kuman, biasanya karena bakteri streptococcus. Penyakit
ini dapat menyebabkan uremia (urea dan asam urine masuk kembali ke darah)
sehingga penyerapan air terganggu. Akibatnya terjadi penimbunan air pada kaki
atau sering disebut oedema (kaki penderita membengkak).
Oedema adalah penimbunan air dikaki karena reabsorpsi air terganggu.
d) Polyuria
Polyuria adalah penyakit pada ginjal
dimana urine yang dikeluarkan oleh tubuh sangat banyak dan encer karena
kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorpsi sangat rendah atau gagal.
e) Oligouria
Oligouria adalah urine yang dihasilkan sangat sedikit karena kerusakan ginjal secara total.
f)
Kanker ginjal
Kanker
ginjal merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel pada ginjal yang
tidak terkontrol disepanjang tubulus dalam ginjal. Hal ini menyebabkan adanya
darah pada urine, kerusakan ginjal, dan juga dapat menyebabkan kematian.
B. Kelainan
pada penyakit hati
a.
Penyakit kuning
Penyakit kuning adalah penyakit yang
disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu di hati. Penyakit ini ditandai
dengan warna darah menjadi kekuningan, sklera mata menjadi kekuningan, kuku
jari menjadi kekuningan, dan kulit tampak pucat kekuningan. Akibatnya empedu masuk keperedaran darah. Saluran empedu tersumbat dan
menyebabkan cairan empedu tidak dapat menuju usus dua belas jari sehingga masuk
ke dalam darah. Penyebabnya adalah karena minum-minuman beralkohol atau karena
penyakit lain yang menyebabkan saluran empedu tersumbat.
b. Batu
empedu
Batu empedu adalah penyakit yang
disebabkan oleh adanya pengendapan kolesterol pada saluran empedu. Penyakit ini
ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung
empedu.
c.
Sirosis hati
Sirosis hati adalah gangguan hati yang
disebabkan oleh banyaknya jaringan ikat pada hati. Sirosis ini dapat terjadi
karena virus hepatitis B dan C yang berkelanjutan. Penyakit ini memiliki
gejala, yaitu timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati.
d. Kanker
hati
Kanker hati adalah kelainan hati yang
disebabkan oleh berkembangnya sel-sel kanker pada jaringan hati. Kanker ini
sebagai komplikasi akhir dari hepatitis kronis karena virus hepatitis B, C dan hemokromatis.
C. Kelainan
dan penyakit pada kulit
1. Eksim
Eksim merupakan penyakit kulit yang
ditandai dengan kulit mengering, kemerahan, dan gatal bersisik. Eksim merupakan
penyakit kulit karena infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan atau
menyentuh kulit. Gejala eksim yang terlihat adalah pembengkakan dan rasa gatal pada kulit.
Penyebab penyakit ini diantaranya alergi pada sabun, krim losion, salep, atau
logam tertentu, kelelahan, dan stress.
2. Jerawat
Jerawat merupakan gangguan kronis pada
kelenjar keringat. Jerawat dapat timbul karena kurangnya menjaga kebersihan
kulit sehingga berpotensi terjadi penumpukan kotoran dan kulit mati.
3. Kudis
Kudis merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi caplak atau tungau (sarcoptes scabiei). Penyakit ini ditandai dengan rasa takut pada malam hari dan tampak lepuh-lepuh kecil
4. Kanker
kulit
Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel
kulit yang bersifat ganas. Penyakit ini disebabkan karena kulit terlalu lama
terkena sinar matahari dan juga bisa diakibatkan oleh menurunnya daya tahan
kulit maupun berkurangnya melanosit.
A. Kesimpulan
Ekskresi merupakan proses pengeluaran sisa
hasil metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Sistem ekskresi
merupakan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan cara membuang
bahan-bahan sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh sel.
1. Sistem
ekskresi pada manusia
Zat sisa hasil metabolisme merupakan racun
bagi tubuh jika tidak dikeluarkan dari tubuh, tubuh manusia memiliki sistem
ekskresi diantaranya ginjal, hati, paru-paru, dan kulit. Ginjal merupakan alat
ekskresi utama yang digunakan untuk mengeluarkan urine. Hati dapat digunakan
untuk menetralisir racun dan menghasilkan getah empedu. Paru-paru mengeluarkan
zat sisa pernapasan, dan kulit untuk mengeluarkan keringat. Kelainan dan
penyakit dalam sistem ekskresi diantaranya batu ginjal, kanker hati, kanker
kulit, dan jerawat.
2. Sistem
ekskresi pada hewan
Hewan juga melakukan metabolisme untuk
melakukan aktifitas kehidupan. Setiap metabolisme menghasilkan zat yang harus
diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara untuk mengekskresikan sisa
metabolisme. Pada hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi
tersendiri. Berbeda dengan hewan vertebrata, hewan vertebrata alat ekskresi
yang utama adalah ginjal (ren).
B. Saran
Setelah kami paparkan materi sistem
ekskresi di atas mari kita semua menjaga alat ekskresi kita dengan baik. Dalam
rangka menjaga kesehatan alat ekskresi yang mungkin bisa kita lakukan,
diantaranya yaitu mengatur pola makan yang seimbang, banyak minum air putih
minimal 2 liter sehari, olahraga teratur, serta tidak menunda untuk buang air
kecil.
DAFTAR
PUSTAKA
Khristiyono.2018.
Erlangga x-press UN SMP/MTs 2018 ilmu pengetahuan alam. Jakarta:
erlangga
Kurniawan,
bayu. Tanpa tahun. Belajar praktis biologi mata pelajaran peminatan dan ilmu
pengetahuan alam. Jawa tengah: viva pakarindo
Pratiwi,
D.A.dkk.2015. Biologi untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminatan dan
ilmu alam………: Erlangga
Sulistyowati,
susi,S.Si. Tanpa tahun. Ilmu pengetahuan alam VIII B. Klaten: cv aviva
Zubaidah,
siti.dkk.2017. Ilmu pengetahuan alam. Semarang: cv bumi pustaka
Website:
Ashariromansah.blogspot.com/2012/11/makalah-fisiologi-hewan-sistem-eksresi.html?m=1
Biologigonz.blogspot/2016/02/gangguan-sistem-ekskresi.html?m=1
Hedisasrawan.blogspot.com/2013/10/30-kelainan-dan-penyakit-pada-sistem.html/m=1
Hendrajs94.blogspot.com/2016/03/sistem-ekskresi.html
http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/01/sistem-ekskresi-hewan.html?m=1
https://inspiring.id/sistem-ekskresi-pada-manusia/
https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-ekskresi-pada-hewan/
syahidmujibur.blogspot.com/2016/04/makalah-sistem-ekskresi_21.html?m=1
umairohannisa.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-eksresi-pada-manusia-dan.html?m=1
www.nafiun.com/2012/12/sistem-ekskresi-cacing-tanah.html?m=1
yuliarahmawati10.blogspot.com/2018/01/sistem-ekskresi-pada-serangga-lengkap.html?m=1
Komentar
Posting Komentar